1. Tekanan ( Pressure)
adalah gaya yang bekerja secara verikal pada bidang datar luas 1 cm2 oleh benda padat, cair maupun gas. Pada umumnya,satuan yg digunakan adalah kg/cm2.besarnya tekanan di pakai satuan mm Aq ( tekanan hidrostatika), mm Hg (tinggi air raksa dalam tabung) atau gr/cm2
A. Tekanan Atmosfir
Tekanan atmosfir normal adalah tekanan yang bekerja atas semua benda di bumi ini. Tekanan ini adalah berat udara di sekeliling kita = 1,03 kg/cm2 (1 atmosfir). Pada tekanan ini air raksa menunjukkan 760 mm Hg ( 76 cm Hg)
Jadi, 1 atm = 1,03 kg/cm2 = 760 mm Hg. Tekanan 76 cm air raksa dinamakan 1 atmosfir yang berharga 1,03 kg/cm2. berat jenis air raksa = 13,6 gr/cm3. tinggi air raksa dalam tabung = 760 mm
13,6 x 76 = 1033 gr/cm2 = 1,03 kg/cm2
B. Tekanan Mutlak ( tekanan absolut )
adalah tekanan dimana vakum 0 kg/cm2 adalah gaya yang bekerja dalam keadaan hampa udara ( tinggi air raksa menjadi nol). Titik nol pada tekanan mutlak adalah vakum 100% atau tidak ada tekanan sama sekali = 0 pascal = 0 psia.
Jadi, bila tekanan 1 atmosfir dinyatakan dalam tekanan mutlak, akan menjadi 1,033 kg/cm2 = 14,696 psia. Untuk membedakannya, tekanan yang diukur dengan pressure gauge disebut tekanan pengukur ( gauge pressure ).
Tekanan absolut = tekanan manometer + tekanan atmosfir
Penunjukan kedua tekanan tersebut masing masing adalah :
Kg/cm2 abs = untuk tekanan mutlak
Kg/cm2 G = untuk tekanan pengukur
Maka tekanan mutlak adalah tekanan yang dipergunakan dalam teknik ditambah 1,03 kg/cm2.
Tekanan mutlak ( kg/cm2 abs) =Tekanan pengukur( kg/cm2G + 1,033 kg/cm2)
2. Temperature / Suhu
Adalah derajat panas atau tingkat kedinginan dari suatu benda. Ukuran temperatur dinyatakan dengan angka angka dan angka angka ini disebut derajat.
Derajat temperature dapat diukur dengan termometer air raksa atau termometer alkohol. Satuan yang dipakai pada umumnya derajat Celcius (*C) atau derajat Fahrenheit (*F)
A. Derajat celcius
Dalam skala celcius, titik beku air bersih diambil 0*C, dan pada titik didih di bawah 76 cm air raksa diberi angka 100.
B. Derajat Fahrenheit
Dalam skala Fahrenheit, titik beku air bersih diambil 32 *C, dan pada titik didih diberi angka 212.
Jarak antara titik beku dan titik didih ( 32 dan 212 *F ) dibagi dalam 180 bagian yang sama. Masing masing bagian menunjukkan 1 *F. Untuk mengubah temperatur Celcius menjadi temperature Fahrenheit atau sebaliknya dapat kita gunakan persamaan sebagai berikut :
(*C) = 5 / 9 ( *F - 32 )
(*F) = 9 / 5 ( *C + 32 )
Selain kedua jenis tersebut, masih terdapat derajat suhu yang disebut temperatur mutlak yang oleh para ahli ditetapkan dalam Konferensi Internasional.
Derajat temperature ini dinyatakan dengan satuan Kalvin ( K )dan titik beku air dalam derajat Celcius dinilai 273 *K. Maka temperature mutlak adalah :
*K = *C + 273
3. Kalor ( Panas )
Adalah energi yang diterima oleh suatu benda, sehingga suhu atau wujudnya berubah.
Jika kalor dilepaskan, suhu benda akan turun.
Kalor adalah suatu bentuk energi yang dapat dipindahkan, tetapi tidak dapat dihlangkan.Kalor dapat diukur meskipun kita tidak dapat melihatnya.
Satuan dari kalor adalah : Joule ( J ), Kalori atau BTU ( British Thermal Unit )
Ada dua macam kalor/ panas yang dalam teknik refrigerasi lebih umum digunakan yaitu :
A. Kilo Kalori ( K Cal )
Jumlah kalor yang diperlukan untuk memanaskan / mendinginkan 1 Kg air sampai suhunya naik atau turun 1 *C dinamakan 1 Kilo Kalori ( K Cal )
1 K Cal = 4187 Joule = 4,187 K J = 3,968 BTU
B. British Thermal Unit ( BTU )
Jumlah kalor yang diperlukan untuk memanaskan / mendinginkan 1 Pound air sampai suhunya naik / turun 1 *F dinamakan 1 BTU.
1 BTU = 0,252 K Cal = 1,055 K J = 1055 Joule
4. Kalor Jenis
Ialah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kilo zat itu sebesar
1 *C atau 1 *K.
Untuk meningkatkan suhu 1 *C dari 1 gram air diperlukan 1 kalori. Akan tetapi kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 *C berbeda-beda menurut berbagai zat.
Benda padat / cair / gas yang mempunyai harga kalor jenis yang tinggi lebih lambat untuk memanasinya dan tidak cepat mendingin. Bilangan kalor jenis dinyatakan dengan satuan K Cal / Kg *C.
5. Panas Bebas
Pada umumnya, apabila memanaskan atau mendinginkan suatu benda, suhu dari benda tersebut mengalami perubahan. Panas yang mempengaruhi langsung pada suatu benda demikian disebut panas bebas.
6. Kalor Laten ( Latent Heat )
Panas yang diperlukan untuk mengubah wujud zat dari padat menjadi cair, cair menjadi gas atau sebaliknya tanpa mengubah suhunya disebut Kalor Laten ( Panas Laten). Bila kita memanaskan suatu benda / zat dalam fase padat, mula panas menyebabkan suhu dari benda tersebut naik dan panas ini berbentuk panas bebas.
Sampai pada perubahan fase, misalnya dari padat menjadi cair, suhu tidak naik lagi dan energi panas bersembunyi diantara molekul molekul hanya berfungsi untuk perubahan dari fase padat ke dalam fase cair atau gas. Panas yang berfungsi demikian disebut panas laten atau panas transformasi.
Padat ===> cair : Panas laten untuk melebur (membeku)
Cair ===> gas : Panas laten untuk menguap (mengembun)
Padat ===> gas : Panas laten untuk melenyap (menyublim)
Satuan kalor laten : Joule, kalori, BTU.
Jumlah kalor laten dapat dihitung dengan persamaan :
Q = G . L
Q = Jumlah kalor laten dalam K J, K Cal, BTU
G = Massa zat dalam Kg atau Pound
L = Kalor laten dalam K J/Kg , K Cal/Kg , atau BTU
Berdasarkan perubahan bentuk zat, kalor laten dapat dibagi menjadi 2 jenis :
1. Kalor Fusi ( latent heat of fusion )
a. Kalor fusi pencairan
yaitu jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 Kg zat padat menjadi
bentuk cair dengan tanpa disertai perubahan temperatur.
b. Kalor fusi pembekuan
yaitu jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah bentuk cair menjadi padat dan tidak diikuti oleh perubahan temperatur.
2. Kalor Laten Penguapan (latent heat of evaporization)
Adalah jumlah banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg air menjadi uap dan kalor yang digunakan untuk mengubah bentuk zat menjadi dari uap menjadi cair biasa disebut dengan kalor laten pengembunan (latent heat of condensation).
Kalor laten penguapan dan kalor laten pengembunan merupakan jenis kalor laten yang banyak berperan di bidang refrigerasi. Uap air dapat kembali mencair setelah uap tersebut didinginkan melewati titik embunnya.
Kalor yang diperlukan untuk menguapkan sejumlah cairan, jumlahnya harus sama dengan panas yang dibuang untuk mengembunkannya. Begitulah proses yang terjadi pada sistem refrigerasi.
7. Kalor Sensibel ( Sensible Head )
adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu suatu benda.
Jika kalor ditambahkan pada suatu benda (dipanasi), suhu benda akan naik, karena molekul-molekul menerima panas dan bergerak lebih cepat.
Jika kalor sensibel diambil dari suatu benda, suhunya akan turun karena gerak molekul-molekul menjadi lambat. Perubahan ini dapat dilihat dan diukur dari perubahan suhu pada thermometer.
Satuan kalor sensibel : Joule , Kalori , atau BTU
Jumlah kalor sensibel dapat dihitung dengan persamaan :
Qs = M . C . t
Qs = Jumlah kalor sensibel (dalam Joule, K Cal atau BTU)
M = Massa zat (dalam kg atau pound)
C = kalor jenis ( dalam J/Kg , K cal/Kg *C)
t = Perubahan suhu ( dalam *K , *C atau *F)
8. Massa Jenis ( Density )
Massa jenis suatu zat ialah massa zat itu dibagi volumenya pada 0*C.
Apabila massa jenis dinyatakan dengan r (rho), massa dengan M dan volume dengan V, maka :
r = M / V
satuannya dalam :
Kg/m3 : untuk gas
Kg/l : untuk liquid
9. Bahan Pendingin ( refigerant )
adalah suatau zat yang mudah menguap dan berfungsi sebagai penghantar panas dalam sirkulasi pada instalasi sistem pendingin.
Refrigerant adalah suatu zat yang mudah diubah wujud dari gas menjadi cair atau sebaliknya. Dapat mengambil panas dari evaporator dan membuangnya di condensor.
Macam- macam gas yang telah ditemukan dan digunakan:
1. Gas amoniak
2. Gas SO2
3. Gas Methyl Chloride
4. Gas freon 12
5. Gas freon 22
6. gas freon 114
dan lain sebagainya
Minggu, 27 Juni 2010
Langganan:
Postingan (Atom)